Rumor Supra GTR 150 Facelift di 2019, Haruskah Ganti Nama?
Supra GTR 150 rilis di Indonesia pada Mei 2016 silam. Motor undebone dengan mesin sport turunan dari klan CBR. Soal akslerasi dan performa, Supra GTR 150 tak bisa dipandang sebelah mata. Mesin turunan dari klan CBR sudah lebih dari cukup.
Dari segi desain, Supra GTR tak kalah kekinian dengan pesaingnya, Yamaha MX King. Meski kami pribadi lebih menyukai desain dari MX King.
Lantas, dengan keunggulan di atas, mengapa volume penjualan Supra GTR 150 yang sporty itu tak sementereng motor Honda lainnya?
Menurut pengamatan abal-abal dari kami, ada kerancuan dalam positioning dari motor ini. Sejatinya, motor ini menyasar ride dengan umur yang masih muda, sebut saja 18-26 tahun. Tapi coba lihat, AHM justru mencoba menempatkan motor ini sebagai Grand Touring. Alamak..., bukankah ini suatu hal yang terlalu dipaksakan?
Belum lagi soal penamaan. Supra itu identik dengan motor “babe-babe”, motornya kaum bapak yang biasa dipakai untuk bekerja. Motor harian, bandel, irit, dengan model seadanya.
Supra itu sudah kadung memiliki stigma sebagai motor yang mengedepankan fungsi, irit, anti rewel , namun dengan performa secukupnya.
Saat AHM kekeh menamakan motor ini sebagai “Supra”, kala itu AHM beralasan jika nama Supra itu dipakai untuk menandakan klan tertinggi khusus motor bebek Honda. Sesuai dengan defenisi supra yang berarti “di atas atau paling atas”.
Penamaan di atas ibarat buah simalakama. Di satu sisi, AHM ingin mempertahankan klan Supra sebagai motor bebek paling atas. Dan di sisi lain, nama Honda Supra sudah terbentuk image-nya sebagai motor babe sperti yang kami jelaskan di atas.
Ini tentu tak sesuai dengan karakter Supra GTR yang garang itu. Motor bebek yang dijejali dengan mesin motor sport dari klan CBR.
Lantas, haruskah AHM mengubah nama Supra GTR 150?
Terkait dengan rumor akan adanya facelift untuk Supra GTR 150 di tahun 2019 ini, Bagaimana jika nama Supra GTR dibuah menjadi Honda Blade 150? Atau dengan nama lain, seperti Winner 150 seperti di Vetnam?
Kami kira tidak cukup hanya mengubah nama. AHM perlu melakukan positioning ulang dengan jelas. Dengan begini, target pasar dari Supra GTR akan lebih jelas dan berpotensi menjadi volume maker. Meskipun harus disadari jika tindakan ini memiliki resiko yang akan memakan pangsa pasar motor lain, sebut saja Honda Sonic.
Artikel Terkait : Pesaing Supra GTR 150 dari Benelli
Artikel Terkait : Pesaing Supra GTR 150 dari Benelli
0 Response to "Rumor Supra GTR 150 Facelift di 2019, Haruskah Ganti Nama?"
Posting Komentar